Banyak orang beranggapan bahwa mencapai kelas menengah ke atas menjamin jalan menuju kekayaan yang lebih besar. Namun, pakar keuangan mengungkapkan bahwa kebiasaan belanja tertentu secara aktif menghambat pertumbuhan keuangan jangka panjang pada kelompok demografis ini. Persoalan utamanya bukanlah kurangnya pendapatan, namun bagaimana pendapatan tersebut dialokasikan.
Mahalnya Harga Kendaraan Mewah
Mobil mewah baru sangat menguras kekayaan. Penasihat keuangan mengamati bahwa klien yang berpenghasilan lebih dari $200.000 per tahun sering kali menghabiskan $800 hingga $1.200 setiap bulan untuk pembayaran mobil, sering kali menukar kendaraan setiap tiga hingga empat tahun. Selama delapan tahun, seorang klien menghabiskan $175.000 untuk pembayaran mobil dan depresiasi—dana yang dapat menghasilkan keuntungan investasi yang besar. Menyewa atau memiliki mobil kelas atas seharga $80.000 atau lebih semakin memperburuk masalah, dengan pembayaran bulanan, asuransi, dan pemeliharaan menghabiskan $1.500 hingga $2.000 yang sebenarnya dapat diinvestasikan.
Jebakan Pendidikan Swasta
Biaya sekolah swasta, jika digabungkan dengan tabungan kuliah yang tidak mencukupi, akan menciptakan hambatan kekayaan lainnya. Keluarga menghabiskan $30.000 hingga $50.000 setiap tahun per anak untuk pendidikan K-12 sementara dana pensiun dan rencana 529 kurang. Biaya pendidikan ganda ini—biaya kuliah saat ini ditambah biaya kuliah di masa depan—dapat menguras jutaan dolar dari akumulasi kekayaan jangka panjang. Memprioritaskan pendidikan swasta seringkali menghambat maksimalnya dana pensiun atau membangun portofolio investasi yang kuat.
Ilusi Real Estate Prestise
Real estate bergengsi membawa biaya tersembunyi yang mengikis kekayaan. Pemilik rumah di daerah berbiaya tinggi menghabiskan 15% hingga 20% pendapatan mereka untuk pajak properti, biaya HOA, dan pemeliharaan. Hal ini sering kali menghalangi memaksimalkan rekening pensiun yang diuntungkan pajak atau membangun portofolio investasi yang berarti. Para profesional kelas menengah atas sering kali berfokus untuk menunjukkan kesuksesan saat ini melalui konsumsi dibandingkan membangun kekayaan jangka panjang melalui alokasi aset yang cermat dan pertumbuhan gabungan.
Siklus Gaya Hidup yang Merayap
Perubahan gaya hidup—sering melakukan perjalanan mewah, makan, dan pembelian barang mewah—mengalihkan dana dari investasi yang membangun kekayaan. Sebuah keluarga kelas menengah atas pada umumnya menghabiskan $25.000 setiap tahunnya untuk membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari yang dapat diinvestasikan. Siklus ini memperkuat ilusi kekayaan sekaligus melemahkan keamanan finansial jangka panjang.
Kesimpulan: Meskipun pendapatan sangat penting, akumulasi kekayaan bergantung pada belanja yang disiplin. Kelas menengah atas harus memprioritaskan investasi dibandingkan konsumsi untuk mencapai pertumbuhan finansial yang berkelanjutan. Siklus belanja barang mewah dan perubahan gaya hidup dapat secara aktif mencegah akumulasi kekayaan, bahkan bagi mereka yang berpenghasilan tinggi
