Predator Triton 14 AI baru dari Acer bertujuan untuk menjadi mesin serbaguna, menarik bagi para gamer dan profesional kreatif. Perusahaan ini berupaya menjembatani kesenjangan antara hiburan dan produktivitas, namun apakah berhasil? Jawabannya, pada akhirnya, adalah “kurang lebih” yang memenuhi syarat. Ulasan ini mengkaji kekuatan dan kelemahan laptop yang mengemas teknologi yang semakin relevan, namun hadir dengan beberapa tantangan yang mengejutkan.
Rancang dan Bangun
Triton 14 AI menghadirkan estetika yang khas. Laptop ini memiliki sasis aluminium giling dengan desain tepi keras dan agak miring, dengan finishing warna hitam. Meskipun tebalnya hanya 23 mm, bobotnya yang mencapai 3,5 pon menjadikannya perangkat terberat di kelas ukurannya. Ini adalah desain mencolok yang membangkitkan nuansa retro, diperkuat oleh efek pencahayaan halus dan dapat disesuaikan. Logo laptop berputar melalui warna, dan lampu latar RGB per tombol, yang dikontrol melalui perangkat lunak PredatorSense, menekankan kemampuan gamingnya.
Masukan Inovatif: Trackpad dan Pena
Bagian tengah area masukan adalah trackpad Gorilla Glass. Ringkasnya, menawarkan keyboard yang ditata dengan baik dengan tombol responsif, dan menawarkan umpan balik haptik dengan dukungan pena. Stylus yang disertakan dirancang khusus untuk digunakan pada touchpad, dilengkapi lampu yang menyala saat digunakan. Pena mendukung kemiringan dan tingkat tekanan 4096, menawarkan pengalaman seperti Wacom—perhatikan bahwa pena ini ditujukan untuk bidang sentuh dan tidak dapat digunakan pada layar itu sendiri. Meskipun berguna untuk pekerjaan mendetail dalam aplikasi desain, akan lebih mudah untuk menavigasi Windows dan aplikasi dengan ujung jari. Untuk membuat sketsa cepat, menggunakan jari langsung di layar terbukti lebih mudah.
Konektivitas dan Kinerja
Laptop ini menyediakan banyak pilihan port: dua port USB-C (satu dengan dukungan Thunderbolt 4), dua port USB-A, jack HDMI ukuran penuh, dan slot kartu microSD. Satu port USB-C dikhususkan untuk adaptor daya 140 watt yang disertakan, dan menggunakan adaptor dengan watt lebih rendah dapat mengakibatkan pengisian daya lebih lambat dan potensi pemutusan sambungan.
Di bagian dalamnya, Triton 14 AI dilengkapi dengan spesifikasi kelas atas: CPU Intel Core Ultra 9 288V, RAM 32 GB, solid-state drive 1 terabyte, dan GPU seluler Nvidia GeForce RTX 5070. Meskipun memiliki perangkat keras yang mengesankan, hasil benchmark ternyata biasa-biasa saja—kinerja tidak memenuhi harapan baik untuk produktivitas maupun tugas AI. Meskipun secara umum sebanding dengan laptop bisnis atau kreatif kelas atas lainnya, performa gaming Triton 14 AI terasa kurang mengesankan dibandingkan Acer Predator Helios Neo 16S AI, meskipun memiliki kartu grafis yang relatif lebih rendah.
Pengalaman Pengguna dan Audio
Meskipun skor benchmarknya mengecewakan, Triton 14 AI menyenangkan untuk digunakan. Keyboardnya responsif, dan trackpad mendapat manfaat dari umpan balik haptik maksimum, menjadikan navigasi lebih intuitif. Layar OLED sangat terang – salah satu yang paling terang yang tersedia – dan sistem audio enam speaker menghasilkan suara yang nyaring. Dalam jarak dekat, volume suara di atas 30 persen bisa terdengar sangat keras.
Daya Tahan Baterai dan Kekhawatirannya
Daya tahan baterai, yaitu 6 jam 50 menit saat memutar YouTube dengan kecerahan penuh, kemungkinan kecil untuk alur kerja kreatif. Taktik manajemen daya dapat memperpanjang masa pakai baterai, tetapi juga perlu meredam kebisingan kipas. Yang lebih memprihatinkan adalah masalah tidak biasa yang ditemui selama pengujian: laptop menjadi sangat panas saat dalam keadaan idle setelah menyelesaikan benchmark, mencapai suhu setinggi 144 derajat (diukur dengan termometer laser). Meskipun masalah ini tidak terulang kembali setelah reboot, dan Acer tidak memiliki penjelasan yang cukup, hal ini menimbulkan kekhawatiran yang signifikan—suhu tinggi seperti itu berpotensi menyebabkan luka bakar.
Kesimpulan
Dengan harga $2.500, Triton 14 AI meminta harga premium untuk mesin yang memberikan kinerja baik, namun tidak mencapai keunggulan. Meskipun grafis terpisah membenarkan kenaikan harga, paket keseluruhannya terasa terlalu mahal. Pesaing seperti Razer Blade 14 menawarkan kinerja serupa tanpa biaya yang mahal. Bagi pengguna yang mencari mesin serbaguna, Triton 14 AI menawarkan perpaduan menarik antara kemampuan gaming dan kreatif, namun harganya yang mahal dan masalah termal memerlukan pertimbangan yang cermat.





























